Rabu, 31 Oktober 2012

Pedoman Penyusunan Algoritma


1.   Algoritma dalam Kehidupan Sehari-hari
Proses semacam algoritma sebenarnya dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, prosedur untuk memanaskan makanan kedalam oven microwave.


1)   Taruhlah makanan dalam wadah yang aman untuk microwave.
2)   Tutuplah pintu microwave dengan rapat.
3)   Tancapkan steker ke stop kontak.
4)   Putarlah knop ke posisi 5 menit.
5)   Tunggu sampai lampu mati dan ada bunyi ‘ting’.
6)   Lepaskan steker dari stop kontak.
7)   Bukalah oven microwave dan keluarkan wadah yang berisi makanan tersebut.


Prosedur itu merupakan suatu urutan yang memandu orang untuk melakukan suatu proses.
Namun, ada perbedaan antara algoritma dan prosedur. Prosedur biasanya bersifat global dengaan mengasumsikan bahwa manusia telah mengetahui rincian langkah-langkah tertentu. Sebagai contoh perhatikan prosedur berikut:



a.   Ambil 5 buah kartu.
b.   Urutksn kartu tersebut.
Pada langkah kedua, manusia bisa dengan mudah mengurutkan kartu tersebut tanpa diberi tahu caranya. Namun hal ini tidak bisa diterapkan pada komputer. Jika komputer mengenal lima buah data dan kita mengharapkan komputer untuk mengurutkannya, kita harus membri tahu secara detail bagaimana cara mengurutkannya. Itulah sebabnya di dalam ilmu komputer terdapat berbagai algoritma yang ditujukan untuk mengurutkan data seperti bubble sort, insertion sort, dan quick sort. Algoritma-algoritma ini menjamin bahwa setiap langkah akan dapat dikerjakan oleh komputer.

2.   Dasar Penyusunan Algoritma
Sejauh ini tidak ada standarisasi tentang bagaimana menyusun algoritma. Secara prinsip, kita mempunyai kebebsan untuk menyusun suatu bentuk algoritma. kita bisa menggunakan kata-kata dalam bahasa manusia, pseudokode, atau bahkan diagram alir untuk mewujudkan suatu algoritma.   

Walau begitu ada lima ciri penting yang harus dimiliki sebuah algoritma. Menurut Knuth dan Horowitz dkk.

1.   Finiteness. Finiteness menyatakan suatu algoritma harus berakhir untuk semua kondisi setelah memperoses sejumlah langkah.
2.   Definiteness. Definiteness menyatakan bahwa setiap langkah harus dinyatakan dengan jelas (tidak rancu atau mendua-arti).
3.   Masukan. Setiap algoritma bisa tidak memiliki masukan atu mempunyai satu atau beberapa masukan. Masukan merupakan suatu besaran yang diberikan di awal sebelum algoritma diperoses.
4.   Keluaran. Setiap algorima memiliki keluaran, entah hanya sebuah atau banyak keluaran. Keluaran merupakan besaran yang mempunyai kaitan atau hubungan dengan masukan.
5. Efektivtas. Setiap algoritma diharapkan bersifat efektif, dalam arti semua operasi yang dilaksanakan oleh algoritma haruslah sederhana dan dapat dikerjakan dengan waktu yang terbatas. Secara prinsip, setiap intruksi dalam algoritma dapat dikerjakan oleh orang dengan hanya mengunakan kertas dan pensil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar