1.
Algoritma dalam Kehidupan Sehari-hari
Proses
semacam algoritma sebenarnya dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh, prosedur untuk memanaskan makanan kedalam oven microwave.
1) Taruhlah
makanan dalam wadah yang aman untuk microwave.
2) Tutuplah
pintu microwave dengan rapat.
3) Tancapkan steker
ke stop kontak.
4) Putarlah knop
ke posisi 5 menit.
5) Tunggu
sampai lampu mati dan ada bunyi ‘ting’.
6) Lepaskan
steker dari stop kontak.
7) Bukalah oven
microwave dan keluarkan wadah yang
berisi makanan tersebut.
Prosedur
itu merupakan suatu urutan yang memandu orang untuk melakukan suatu proses.
Namun, ada perbedaan antara algoritma
dan prosedur. Prosedur biasanya bersifat global dengaan mengasumsikan bahwa
manusia telah mengetahui rincian langkah-langkah tertentu. Sebagai contoh
perhatikan prosedur berikut:
a. Ambil 5
buah kartu.
b. Urutksn kartu
tersebut.
Pada langkah kedua, manusia bisa dengan
mudah mengurutkan kartu tersebut tanpa diberi tahu caranya. Namun hal ini tidak
bisa diterapkan pada komputer. Jika komputer mengenal lima buah data dan kita
mengharapkan komputer untuk mengurutkannya, kita harus membri tahu secara
detail bagaimana cara mengurutkannya. Itulah sebabnya di dalam ilmu komputer terdapat
berbagai algoritma yang ditujukan untuk mengurutkan data seperti bubble sort, insertion sort, dan quick sort. Algoritma-algoritma ini
menjamin bahwa setiap langkah akan dapat dikerjakan oleh komputer.
2.
Dasar Penyusunan Algoritma
Sejauh ini tidak ada standarisasi tentang
bagaimana menyusun algoritma. Secara prinsip, kita mempunyai kebebsan untuk
menyusun suatu bentuk algoritma. kita bisa menggunakan kata-kata dalam bahasa
manusia, pseudokode, atau bahkan diagram alir untuk mewujudkan suatu algoritma.
Walau begitu ada lima ciri penting yang
harus dimiliki sebuah algoritma. Menurut Knuth dan Horowitz dkk.
1. Finiteness. Finiteness menyatakan suatu algoritma
harus berakhir untuk semua kondisi setelah memperoses sejumlah langkah.
2. Definiteness. Definiteness menyatakan bahwa
setiap langkah harus dinyatakan dengan jelas (tidak rancu atau mendua-arti).
3. Masukan. Setiap
algoritma bisa tidak memiliki masukan atu mempunyai satu atau beberapa masukan.
Masukan merupakan suatu besaran yang diberikan di awal sebelum algoritma diperoses.
4. Keluaran. Setiap
algorima memiliki keluaran, entah hanya sebuah atau banyak keluaran. Keluaran
merupakan besaran yang mempunyai kaitan atau hubungan dengan masukan.
5. Efektivtas. Setiap algoritma diharapkan bersifat efektif,
dalam arti semua operasi yang dilaksanakan oleh algoritma haruslah sederhana dan
dapat dikerjakan dengan waktu yang terbatas. Secara prinsip, setiap intruksi
dalam algoritma dapat dikerjakan oleh orang dengan hanya mengunakan kertas dan
pensil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar